"Memaafkan" sulit ???

Pagi tadi, cuaca sangat cerah..
Sinar matahari pagi yang hangat membuat pipiku bersemu merah..
aku bersiap-siap untuk olahraga di sekolah.
Dengan badan yang sedikit berkeringat, aku berjalan ke tengah lapangan untuk penilaian lempar cakram.
Sebelum penilaian, aku dan teman-teman melakukan pemanasan.
Setelai selesai pemanasan..


"Pus, kemarin cincin ku mana?"


Aku terhenyak, waktu yang berjalan terhenti, pikiranku melayang kembali ke 40an jam yang lalu.
Otak ku mengingat keras saat pelajaran musik kemarin di Gazebo.


"Iko.. pinjem donk cincin mu.."


"Nih.."


Mataku berbinar-binar saat melihat sebuah cincin berwarna putih dengan hiasan apel berwarna biru dengan manik putih..
Saat sedang meneliti dan mengagumi cincin milik temanku itu, seorang temanku, Nisa ingin ikut melihatnya.


"Pus.. liat donk..."


--------------------------------------------------------------------


"Cincin mu di Nisa.."


"Nisa, cincin ku dimana?"


"Di PusPus..."


"Loh.. kan kemarin yang terakhir di kamu.."


"Kan kemarin aku kasih ke kamu, aku bilang niihh..."


"Engga kogh.."


Otak ku membuka dokumen sekitar 40 jam yang lalu.
Aku teringat setelah memberi cincin itu ke Nisa, aku mengobrol dengan teman sebayaku, Yanu.
Aku tersadar bahwa aku sedang berada di antara Nisa dan Iko.
Aku hanya bisa tertunduk dan terdiam.
Dadaku mulai terasa sesak.
Tak dapat ku menghirup udara segar..
Aku pun hanya bisa menjawab,


"Ya udah, ntar aku cari di Gazebo ya.."


Kami ber-3 pun saling berpencar.
Mencari kesibukan masing-masing..
Aku hanya bisa terdiam sepanjang pelajaran olahraga.
Merasakan dan menahan sesak di dada.


Setelah penilaian, aku ijin ke UKS..


"Maaf Pak, saya mau ijin ke UKS sebentar.."


"Berapa orang?"


"Hanya 1, saya saja.."


"Oh.. iya.."


Aku pun berjalan ke UKS menelusuri koridor berkeramik merah bata..
Setelah aku sampai di depan UKS, aku hendak melangkahkan kaki untuk masuk ke ruangan bernuansa hijau muda tersebut, tetapi pandangan mataku tertuju pada jalan setapak menuju Gazebo. Akhirnya aku pun berlari ke Gazebo untuk mencari cincin temanku itu.


"Cari apa kamu Pus?"


Guru musik ku memperhatikan ku sibuk mencari-cari sesuatu di Gazebo.


"Ngg... ini Pak punya temen ada yang ilang.."


"Apa si yang ilang?"


"Ini, anu.."


Puji Tuhan. Aku menemukan cincin temanku itu!
Tapi pataahh... :(
Aku berpikir untuk mengelemnya dengan lem super yang aku punya di rumah.
Aku berniat mengurungkan diri tuk tidak mengatakan pada temanku, Iko bahwa cincin miliknya sudah kutemukan.
Aku hanya ingin menjelaskan, meminta maaf dan mengembalikan cincin itu esok hari setelah aku perbaiki cincin itu.


Aku kembali ke tengah-tengah lapangan.
Aku hanya bisa diam terduduk memandang langit yang biru cerah dan pohon yang menari-nari karena tertiup hembusan angin.
Setelah selesai berolahraga, aku hanya bisa termenung sepanjang pelajaran.
Dan selama pelajaran itu pun aku selalu disindir..


Akhirnya, saat pelajaran ekonomi pun aku sudah tak kuat menahan rasa sakit dan aku diantar oleh Risda teman sebangku ku tuk pergi ke UKS.


15 menit sebelum bel sekolah berbunyi, aku memberanikan diri tuk pulang ke rumah dengan diantar becak.
Sesampai di rumah aku pun beristirahat sebentar dan terlintas di benak ku tuk menghubungi Iko.
Tetapi hasilnya NIHIL.
Dia tidak mengangkat telepon ku.


Jari jemariku mulai memencet tombol demi tombol di handphone kesayanganku sambil merangkai kata.
Aku meminta maaf pada Iko, aku menjelaskannya.
Tetapi NIHIL..
Aku tau, karena mungkin "Memaafkan" itu sangat sulit..
Apalagi cincin itu adalah pemberian dari seorang yang disayanginya..
Iko, "..MAAF.."

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment